ILMU SOSIAL DASAR adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Ilmu Sosial Dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kepada mahasiswa yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada perbedaan prinsip.
Berikut pengertian ilmu sosial dari beberapa ahli :
1. Max Weber (1864-1920)
Ilmu sosial Dasar adalah ilmu yang berupaya dalam
tindakan-tindakan sosial . Tindakan sosial
adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan
itu mempunyai makna atau arti subjektif
bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam
Ritzer 1975). Suatu tindakan
individu yang diarahkan
kepada benda mati
tidak masuk dalam
kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan
sosial ketika tindakan tersebut
benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu lainnya).
2. Immanuel Wallerstein (1974-1987)
Ilmu sosial adalah salah satu pewaris yang jauh melampaui
kearifan itu... yang telah ada atau yang telah dideduksikan semacam itu. Ilmu
sosial adalah usaha penjelajahan dunia modern. Akarnya tertanam pada upaya yang
mekar sejak zaman abad keenambelas, serta merupakan bagian dan bidang
konstruksi dunia modern. Tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan sekular
secara sistematis tentang realitas yang hendak dibuktikan secara empiris
(Wallerstein, 1997: 2).
Pernyataan diatas jelas, bagi Wallerstein letak persamaannya
dalam rumpun ilmu sosial pada aspek aksiologis, yakni kearifan yang telah
berlaku secara konsisten sejak dahulu untuk mengembangkan kepentingan
pengetahuan manusia dan dibuktikan secara empiris. Tidak peduli apakah itu
bersifat nomotetis generalin, maupun ideografis partikularistik, ataupun
mungkin perpaduan di antara keduanya, namun ia lebih menganjurkan untuk semakin
meningkatkan dialog antara kedua pendekatan tersebut.(Wallerstein, 1997: 4)
3. Emile Durkheim (1858-1917)
Marx dalam hal ini mengajukan pandangan-pandangan tentang
asumsi-asumsi kontradiksi dalam masyarakat yang pincang, adanya kesenjangan
antara kaum modal dengan kaum buruh,ekploitasi, dominasi, dan alienasi.
Karl Marx melihat seluruh struktur sebagai lapisan-lapisan
yang penuh dengan kontradiksi dan merupakan proses yang terus menerus sebagai
perubahan dialektika. Semua masyarakat yang dalam keadaan bergerak sebab
mengandung unsur-unsur kekuatan yang saling bertentangan. Masyarakat terdiri
dari oposisi-oposisi yang terus berjuang untuk mencapai suatu kedudukan
tertentu. Revolusi untuk memperoleh perjuangan tersebut adalah dapat dicapai
melalui sintesis baru yang akhirnya tiada lain adalah pertentangan.
Beberapa asumsi struktural konflik yang diajukan Marx antara
lain:
1. Fenomena dunia
sosial adalah berkarakter selalu mengalir dan berubah,
dengan
perubahan yang teratur, seragam, dan rutin. Pola-pola perubahan
fenomena
sosial diperlihatkan pada hubungan sosial manusia dalam
keteraturan
ekonomi, seperti perlunya meningkatkan nafkah kehidupan
yang berat
dan berdampak pada seluruh struktur masyarakat.
2. Keanekaragaman
kehidupan manusia sikap dan perilakunya dibentuk oleh
institusi
sosial baik itu primitif atau feodal dan kapitalis, adalah
merupakan
basis dan esensi alam manusia.
3. Dasar
filosofinya adalah materialisme sejarah.
Dari ketiga tokoh diatas kita dapat diperoleh bahwa pengertian
mengenai ilmu sosial dasar adalah ilmu yang berupaya untuk menguragi masalah
masalah sosial yang ada dengan melakukan tindakan-tindakan sosial yang positif.
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu yang berupaya dalam tindakan-tindakan sosial yang
mempungrahi masyarakat banyak. Ia melihat seluruh struktur sebagai
lapisan-lapisan yang penuh dengan kontradiksi dan merupakan proses yang terus
menerus sebagai perubahan diatas selektika.
Tujuan Ilmu Sosial Dasar
a. Tujuan umum
Tujuan umum
diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan
pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan
pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya,
khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap,presepsi,
dan penalaran berkenaan dengan lingkungan sosial dapat dipertajam.
Tujuan lain Ilmu
Sosial Dasar selain diatas adalah untuk Membantu perkembangan wawasan pemikiran
dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh
wawasan pemikiran yang lebih luas dan
tanggap terhadap masalah-masalah sosial yang ada di lingkungannya, dan
sekaligus mampu meberikan alternatif atau cara pemechannya.
b.Tujuan Khusus
- Sebagai salah satu dari mata kuliah dasar umum. Ilmu Sosial
Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
- Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan
masalah-maslah sosial yang ada dalam masyarakat.
- Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut
serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
- Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam
masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya
(mempelajarinya)Memahami jalan pikiran para ahli dalalm bidang ilmu
pengetahuan lalin dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalalm rangka
penanggulangan maslah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Latar Belakang dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Latar belakang diberikannya ilmu sosial dasar (ISD) dimulai
dari banyaknya kritik-kritik pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh
sejumlah cendikiawan terutama sayanrjana pendidikan, sosial dan budaya. Mereka
menganggap sistem pendidikan yang sekarang dijalankan berbau kolonial dan masih
merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah belanda. Tenaga ahli yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang
meliputi personal, akademik dan profesional.
Sasaran STUDI ISD adalah aspek – aspek yg paling dasar yg
ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah – masalah yg
terwujud dari padanya.Materi ISD terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk
dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat
mengindentifikasi kenyataankenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial
tertentu. Sehingga dengan demikian bahan pelajaran ISD dapat dibedakan atas
tiga golongan yaitu:
- Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara
berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang
disiplin ilmu atau sudut pandangannya. Dalam ISD kita menggunakan pendekatan
interdisiplin/multidisiplin.
- Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang
kenyataankenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang
sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam
Ilmu Pengetahuan sosial.Sebagai contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya
konsep “keanekaragaman” dan kosep “Kesatuan sosial”. Bertolak dari kedua konsep
tersebut di atas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa di dalam masyarakat
selalu terdapat :
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat,
biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu
dengan lainnya saling berkaitan.
Ilmu sosial dasar terdiri dari 8 (delapan) pokok pembahasan.
Dari kedelapan pokok pembahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu
Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
- Berbagai masalah kependudukan dalam hubunganya dengan
pengembangan masyarakat dan kebudayaan.
- Masalah Individu, keluarga dan masyarakat.
- Masalah pemuda dan sosialisasi
- Masalah hubungan antara Warga Negara dan Negara
- Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
- Masalah masyarakat perkotaan dan masalah pedesaan.
- Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
- Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran
dan keserjahteraan masyarakat
Dalam perkembangannya, ISD banyak berkonsentrasi pada urusan
masalah sosial, menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok
atau masyarakat.
3 kemampuan yang diharapkan mempelajari ISD :
- Memiliki kemampuan profesionalisme: nilai, dan sikap yang
memungkinkannya berpartisipasi secara aktif dan cerdas dalam proses politik;
Memiliki kemampuan, etos kerja, dan disiplin kerja yang memungkinkannya aktif
dan produktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekonomi;
- Memiliki kemampuan
akademis: sikap ilmiah untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui kemampuan penelitian dan pengembangan;
- Memiliki kemampuan personal: kepribadian yang mantap,
berkarakter, dan bermoral, serta berakhlak mulia
Masalah Sosial Di Indonesia
Masalah sosial merupakan salah satu problema dalam
kependudukan yang selalu
hadir dan juga muncul dalam kehidupan masyarakat. Masalah
sosial biasanya terjadi
karena setiap individu dan individu lainnya memiliki
keinginan yang berbeda.
Malasalah sosial adalah istilah dalam sosiologi yang lahir
menjadi bagian gejala
sosial. Masalah Sosial ini terbentuk dari dua kata, yakni
masalah dan sosial. Masalah
artinya adalah ketidaksetaraan yang terjadi antara keinginan
dan kenyataan,
sedangkan sosial berarti masyarakat. Jadi, secara umum
masalah sosial ialah
persenjangan yang terjadi dalam masyarakat.
Masalah Sosial di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan.
Indonesia termasuk
negara dengan penduduk yang padat, sehingga masih banyak
permasalahan yang
terjadi baik di bidang ekonomi, sosial, politik, dll. Contoh
masalah sosial
di indonesia yang paling sering terjadi adalah kemiskinan.
"Papua Barat terbesar kedua tingkat kemiskinan, Papua
peringkat satu"
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di
Provinsi Papua Barat masih menduduki rangking kedua tertinggi secara nasional.
Rangking pertama diduduki Provinsi Papua.
Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Endang Retno Subiandini, di
Manokwari, Senin (16/7/2018), menyebutkan jumlah penduduk miskin tahun 2018 di
daerah tersebut terjadi peningkatan dibanding tahun 2017."Penduduk miskin
di Papua Barat saat ini sebanyak 214.470 jiwa, sedangkan hasil sensus pada
September 2017 berjumlah 212.860 jiwa. Mengalami peningkatan, menjadi 23,01
persen dari total jumlah penduduk," kata Retno.
Dia menjelaskan jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan
lebih besar dibanding perkotaan. Prosentase penduduk miskin di perkotaan pada
September 2017 sebesar 5,16 persen turun menjadi 5,10 persen pada Maret 2018.
Sementara prosentase penduduk miskin di pedesaan pada September 2017 sebesar
35,12 persen naik menjadi 35,31 persen pada Maret 2018.
Secara prosentase, lanjut Retno, posisi Papua Barat belum
berubah yakni berada pada urutan dua jumlah penduduk termiskin di Indonesia.
Peringkat pertama pun masih ditempati Provinsi Papua.
Dari pendataan yang dilakukan BPS, CV peningkatan ini dipicu
oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai dampak kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM).
"Selama periode September 2017 sampai dengan Maret
2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotan naik sebanyak 0,31 persen, di
pedesaan juga naik 1.310 jiwa," ujarnya.
Ia mengemukakan komoditas makanan memiliki andil besar
terhadap garis kemiskinan, bahkan jauh lebih besar dari komoditas non-makanan
seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Di perkotaan, lanjut Retno, makanan menyumbang 72,29 persen
dalam pembentukan kemiskinan. Di pedesaan lebih tinggi, yakni 80,58 persen.
"Pada bulan Maret 2018, komoditi beras dan rokok filter
memiliki sharetertinggi terhadap pembentukan garis kemiskinan baik di daerah
pedesaan maupun perkotaan. Share komoditas beras terhadap pembentukan garis
kemiskinan wilayah perkotaan sebesar 19,54 persen dan 20,56 persen untuk
wilayah pedesaan. Untuk komoditas rokok filter memiliki share 8,15 persen di
perkotaan dan 14,64 persen di pedesaan," papar Retno. (*)
Sehingga dari artikel diatas kita dapat disimpulkan bahwa
kita dapat mengurangi angka kemiskinan dengan membatasi pertumbuhan penduduk
melalui program KB dan program keluarga sejahtera, mengembangkan pendidikan
terutama bagi lapisan ekonomi lemah yang tinggal di daerah-daerah pedesaan,
dll.
Kementrian perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas)
menyatakan bahwa mengurangi kemiskinan dapat dimulainya dari unit keluarga.
Lantaran itu, bagi pasangan yang ingin membangun keluarga diingatkan bisa
memulai dari manajemen keuangan yang baik.
Sumber:
Buku Ilmu Sosial Dasar Karya Drs. H. Abu Ahmadi
BUKU ILMU SOSIAL DASAR KARYA DR. M. MUNANDAR SOELAEMAN
(2001)
http://firmansyahdinata.blogspot.com/2011/11/ilmu-sosial-dasar-isd.html
http://tabloidjubi.com/artikel-17746-papua-barat-terbesar-kedua-tingkat-kemiskinan-papua-peringkat-satu.html